Buntut Polemik Siswi Nonmuslim Wajib Jilbab, Kepala SMKN 2 Padang Minta Maaf
Polemik tentang siswi nonmuslim diminta untuk berjilbab bermula dari video berisi percakapan antara orangtua siswi dengan pejabat di sekolah itu viral di media sosial pada Jumat, 22 Januari 2021.
Tidak ada cekcok, namun video itu mencuri perhatian publik. Soalnya otoritas SMK Negeri 2 Padang memanggil Elianu Hia karena anaknya tidak mengenakan kerudung atau jilbab saat berada di lingkungan sekolah.
Meski Elianu dan putrinya sudah menjelaskan bahwa mereka bukan muslim, pihak sekolah tetap berkukuh menegaskan bahwa aturan di sekolah itu menyatakan jilbab atau kerudung wajib bagi semua siswi.
Setelah video itu viral di media sosial, pihak sekolah menyatakan permintaan maaf atas adanya aturan tersebut.
Permintaan maaf disampaikan dalam jumpa pers di Padang, Jumat (22/1/2021).
Kepala SMK Negeri 2 Padang Rusmadi memohon maaf atas polemik aturan bahwa seluruh siswi di sekolahnya wajib mengenakan jilbab atau kerudung, meski siswi itu bukan Muslim.
Permintaan maaf itu dia sampaikan setelah video percakapan antara Elianu, orangtua Jeni Cahyani Hia, siswi nonmuslim yang dituntut untuk berjilbab, dengan pihak sekolah, viral di media sosial.
Pada Sabtu, 23 Januari 2021, Kepala SMKN 2 Padang, menyampaikan permohonan maaf atas segala kesalahan dari jajaran staf bidang kesiswaan dan bimbingan konseling dalam penerapan aturan dan tata cara berpakaian bagi siswi.
Pihaknya juga berharap, kesalahan, kekhilafan dan simpang siur informasi di media sosial dapat di selesaikan dengan semangat kesamaan dalam keberagaman.
Sementara itu, Rusmadi mengklaim, dalam dialog yang terjadi pada video berdurasi 15.24 menit itu melibatkan Zakri Zaini sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
Wakil Kesiswaan dan guru Bimbingan Konseling menangani dan memfasilitasi keinginan Jeni Cahyani Hia untuk berseragam sekolah seperti biasa yang disebutkan dalam surat pernyataan.
“Kami tidak mewajibkan siswi nonmuslim untuk mengenakan kerudung seperti informasi yang kini viral di media sosial itu. Tidak ada paksaan. Melainkan hanya mengimbau siswi agar menggunakan kerudung atau jilbab,” jelasnya seperti yang diberitakan media.
Dia menegaskan, telah diatur untuk pakaian apa yang akan dikenakan mulai Senin hingga Jumat. Jeni Cahyani Hia tetap bersekolah seperti biasa meski tanpa berjilbab.