Seorang Siswi Disebut 'Anak Jin' Dan Ditendang Oleh Guru Hanya Gegara Cukur Alis
Gambar ilustrasi |
Perlakuan tak wajar kepada murid kembali menghebohkan warga net, kali ini dirasakan oleh pelajar SMA di Kandis Ogan Ilir, oleh tindakan dari gurunya sendiri.
Pelajar yang berinisial T tersebut mengaku disuruh untuk bersumpah di atas Alquran dan di olok-olok 7 keturunan tidak selamat.
Perlakuan senonoh tersebut didapatkan T lantaran memberikan menjawab pertanyaan guru tersebut perihal alasan mengapa T mencukur alisnya.
Diketahui, kejadian itu terjadi pada Kamis (16/1/2020) pagi setelah piket selesai.
Saat jam pertama dimulai, seluruh siswa kelas XI diabsen satu persatu oleh guru (pelaku).
Saat diabsen, T langsung dipanggil untuk maju kedepan dan mendapatkan perlakuan tak terpuji di depan teman-teman sekelasnya.
"Pas nama saya dipanggil, saya disuruh ke depan. Ditanya kenapa alis itu, saya diam. Ditanya lagi, langsung disuruh bersumpah di atas Al Quran dan dikatain 7 keturunan tidak selamat. Lalu disuruhnya merangkak keliling lapangan. Saya sempat dikatain anak jin," jelas T.
Baca juga:
Lupa bawa mas kawin, pasangan ini gagal menikah dan calon mertua emosi
Disebut 'Lonte' oleh guru agama, siswi ini berhenti sekolah
T bahkan sempat berlari karena malu, lantaran guru tersebut menyuru T merangkak, saat hendak berlari diketahui oleh guru tersebut.
"Guru ittu menghampiri, cara saya masih merangkak, saya ditendangin di pinggang sebelah kiri sampai saya terguling. Kemudian saya disuruh ulangi merangkak dari awal."
Atas kejadian tersebut, korban merasa malu dan mengalami sakit di sekitar pinggang sebelah kiri.
Dirinya juga bingung, lantaran merasa tak memiliki masalah dengan oknum guru yang menghukum dan mencaci makinya tersebut.
Terlebih, alasan yang menentukan alisnya bukan karena disengaja, melainkan karena terpotong.
"Alis saya terpotong, jadi dibeneri tante di salon. Saya tidak begitu tahu kalau tidak boleh cukur alis," kata dia.
Pasca kejadian itu, T tak pernah kembali ke sekolah hingga tiga hari lantaran mengalami bullying dari siswa-siswa lain.
"Sudah tiga hari tidak sekolah, setelah kejadian (karena malu)," jelasnya.
Saat dikonfirmasi, pihak sekolah justru membantah adanya penendangan yang dilakukan oleh oknum guru di sekolah SMAN 1 Kandis.
Pihak sekolah menyatakan bahwa yang diberikan kepada siswanya dalam batas wajar.
"Kami tidak mungkin membunuh siswa kami, mereka itu anak-anak kami," ujar Wakil Kesiswaan Muhammad Temmi melalui sambungan telepon.
Dirinya juga menyebut telah memangil oknum guru yang menjelaskan kronologi rinci tersebut.
Sumber: Sonora.id